Penjor Nila Pati Karya ST Ngenjungsari Siap Unjuk Keindahan dan Berlomba

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX
I Wayan Yudi Ardiyana Putra, salah satu anggota ST dan undagi Penjor, mengungkapkan bahwa mereka telah memulai pengerjaan Penjor ini sejak seminggu yang lalu. Penjor yang mereka buat tidak hanya untuk hiasan, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi dalam lomba dan pengabdian (ngayah) pada piodalan di Pura Jagatnatha.

“Kami mengangkat tema Nila Pati pada Penjor ini, yang berarti penyucian diri. Warna-warna pada Penjor ini terinspirasi oleh Sumpeng Sekar, yakni bunga dengan warna putih, oranye, dan kuning. Ide ini saya dapatkan karena saya melihat Sumpeng Sekar sangat cantik dan memiliki manfaat dalam upacara keagamaan,” ujar Yudi.

Penjor yang dibuat oleh ST Ngenjungsari ini memiliki ciri khas warna alami, yang didapatkan melalui proses pewarnaan dengan menggunakan celup (wantek), bukan cat, agar warna natural dari bahan-bahan yang digunakan dapat lebih menonjol. Yudi menjelaskan bahwa meskipun cat lebih unggul dalam hal ketahanan warna, pihaknya lebih memilih teknik celup untuk menonjolkan kesan alami dan keindahan karya mereka.

Anggaran untuk pembuatan Penjor ini mencapai Rp 4,5 juta. Yudi menjelaskan bahwa anggaran ini digunakan untuk pengadaan beberapa material, sementara sebagian besar bahan lainnya dikerjakan dengan menggunakan ide dan kreativitas lokal. “Kami mengelola SDM (sumber daya manusia) lokal dan berusaha untuk membuat Penjor ini sebaik mungkin dengan anggaran yang ada,” lanjutnya.

Ia juga memberikan apresiasi terhadap adanya lomba Penjor perdana di Kota Denpasar. Menurut Yudi, lomba ini sangat positif karena mencerminkan Denpasar sebagai kota yang berwawasan budaya dan kreatif. “Bukan hanya Ogoh-ogoh, layangan, karawitan, atau tari, dengan adanya lomba Penjor ini, yowana (generasi muda) memiliki tempat untuk berkreativitas serta menjalankan yadnya dan ngayah,” tambahnya.

Penjor yang akan dipasang ini memiliki tinggi 12 meter, sesuai dengan kriteria lomba. Gebogan (janur) Penjor ini terbagi menjadi dua bagian, yakni gebogan atas yang memiliki panjang 2 meter dan gebogan bawah sepanjang 1,5 meter. Pada bagian atas Penjor, mereka menonjolkan Sumpeng Sekar sebagai elemen utama, sementara pada bagian bawah, gebogan dilengkapi dengan hiasan yang memperindah Penjor tersebut.

Puncak Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, akan berlangsung pada Sabtu (16/11/2024), bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima.

Rangkaian upacara ini sudah dimulai sejak 26 Maret 2024 dengan acara Maturan Penenten dan Nunas Pamuput Tawar, serta akan berlanjut dengan Macaru Panca Kelud pada 1 November 2024, Melasti, dan Mapepada Karya pada 14 November. Setelah puncak acara pada 16 November, kegiatan akan diikuti dengan Bakti Penganyar pada 17 November mendatang. *m03

Read Entire Article